Mungkin Ada Ratusan Ton Harta Karun Kapal Karam di Seantero Indonesia!

Nelayan Temukan Kapal Harta Karun Pasca Tsunami di Mentawai
Padang, Indonesia – Nelayan menemukan kapal karam berusia beberapa abad berisi keramik hijau dan abu. Kapal ini ditemukan di pulau tempat tsunami terjadi pada tahun 2010 lalu.
Nelayan menyakini gelombang tsunami pada 26 Oktober di Kepulauan Mentawai mengangkat kapal karam 7 meter dari dasar laut, dan mendorongnya mendekat pantai, kata kepala Departemen Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat Yosmeri.
Kapal itu berisi pot keramik, kalung emas dan rempah-rempah yang berharga.
Selama berabad-abad perairan Indonesia merupakan rute perdagangan utama yang menghubungkan Asia, Eropa serta Timur Tengah.
Pot, kendi dan mangkuk yang ditemukan ini masih perlu diuji untuk menentukan asal dan usianya, kata Yosmeri. Namun, benda-benda itu mirip artefak abad ke-14 yang ditemukan di dalam kapal tenggelam China, tambahnya.
Kapal itu ditemukan nelayan yang tengah menyelam mencari ikan hias, Nelayan mengatakan mereka menemukan kapal kayu itu setelah melihat tiang kapal 6 kilometer dari pantai Pulau Pagai Selatan, Mentawai, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, tempat di mana tsunami menghantam paling parah.
Mereka menyelam ke dalam air dan kembali dengan membawa kendi dan beberapa pot yang ditemukan di lambung kapal. Sementara itu, Menurut Guru Besar Geologi ITB Rubi Rubyandini, kemungkinan tenggelam atau terangkatnya suatu benda tergantung pada perbedaan densitasnya.
Jika kayu memiliki pori-pori, maka kayu itu akan mengambang. Namun, jika pori-pori kecil maka kayu bisa tenggelam. Begitu pula dengan besi, ketika besi diberi lubang, maka besi itu akan mengambang. Ia mencontohkan, kapal laut atau kapal selam bisa mengambang karena di tengah kapal itu terdapat lubang, maka kapal bisa mengambang.
“Ketika terjadi tsunami, terdapat arus yang begitu kuat, kemudian arus melepaskan cengkeraman antara kapal yang menempel dengan tanah. Kapal terdorong oleh air, kemudian naik ke atas,” katanya
Menurut mereka, dalam lambung kapal masih terdapat banyak harta karun. Gambar artefak itu telah dikirim ke Jakarta, dan tim akan segera dikirim ke daerah itu untuk melakukan pencarian lebih luas, kata Yosmeri.
Masih Ada Kapal Harta Karun Lain di Mentawai
Menurut Geolog LIPI Herryal Z Anwar, meski tak bisa dipastikan, namun ia meyakini akan adanya kapal harta karun lain yang ada di perairan Indonesia.
Geolog ini mengatakan bahwa jika penyebab kemunculan kapal harta karun itu memang karena gempa dan tsunami, “Bisa saja muncul kapal harta karun lain”. Herryal menduga, setelah terjadi gempa dan tsunami beberapa waktu lalu, terjadi pengangkatan sebagian besar dasar laut.
“Sebagian dasar laut terangkat”. Untuk itu, butuh penelitian dan penyelidikan lebih lanjut guna memastikan kebenaran kemunculan kapal lain karena kegempaan yang berlangsung beberapa waktu lalu tersebut.
Seperti peninggalan-peninggalan kapal tenggelam lain, biasanya kapal-kapal ini membawa barang asli dari negaranya.
Sementara itu, Sejarawan Radar Panca Dahana mengakui bahwa perairan Indonesia memiliki banyak harta karun. Sejak 1963-1968, harta karun itu menarik banyak pengejar harta karun. Namun arkeologi maritim Indonesia, baru dimulai sekitar 2004-2005.
“Jadi, Indonesia ketinggalan hampir 40 tahun dari pengejar harta karun,” paparnya. Dalam hal penelitian keilmuwan, Indonesia kalah dari pengejar harta karun.
Menurutnya, masih banyak kapal yang belum terungkap. Ia menyebutkan, dulunya pantai barat Sumatra menjadi lalu lintas perdagangan ramai terutama ketika banyak perompak menggangu.
Selain itu, pelaut atau pedagang di belahan barat di masa itu pasti akan menjumpai pantai pertama, pantai barat Sumatra.
Menurut pria yang akrab dipanggil Radar ini, daerah seperti Bengkulu, Minang, Sumbar, dan Aceh meninggalkan jejak panjang dalam sejarah Indonesia.
Namun jejak itu tak terlalu kuat dan tak bertahan lama. “Yang bertahan lama justru yang berada di Jawa”. Padahal, Jawa merupakan merupakan persinggahan berikutnya setelah Sumatra.
Banyak Kapal Karam di Indonesia Yang Belum di Explorasi. Pada Tahun 1998 Harta Kapal Karam di Bangka Belitung Dibawa ke Singapura.
Begitu banyak spot atau titik kapal karam yang membawa harta karun di wilayah perairan Indonesia.
Beberapa waktu sebelumnya pada tahun 1998, kapal karam juga berhasil ditemukan di perairan Sumatra timur bagian selatan. Tepatnya di daerah perairan pulau Bangka dan Belitung. Rencananya kapal dari daerah Arab tersebut menuju ke Cina untuk membeli banyak keramik & tembikar.
Lalu dalam perjalanannya pulang kembali dari Cina menuju ke daerah Arab, sang Kapten mencoba singgah di perairan Pulau Bangka & Belitung.
Namun  justru membuat kapalnya menjadi karam karena adanya gelombang besar akibat cuaca buruk. Kapal ini karam lebih dari 1100 tahun yang lalu atau lebih dari satu millennium.
Penulis mengetahui perihal ini setelah melihat di suatu acara pada program National Geographic Channel beberapa waktu lalu.
Karena begitu banyaknya harta karun yang ditemukan pada kapal karam di perairan Bangka-Belitung ini yang terdiri dari perhiasan, emas, pot, keramik, mangkuk dan berbagai macam lainnya, membuat penelitian memakan waktu bisa berpuluh-puluh tahun lamanya.
Harta aset bangsa Indonesia ini, kini telah dibeli dan disimpan  oleh Singapore dan berada disana, terdiri dari 60.000 keramik & tembikar (belum termasuk yg lainnya) yang harga setiap kepingnya hingga ribuan dollar Amerika.
Bahkan salah seorang ilmuwan berpendapat bahwa penelitian terhadap isi muatan dan sejarah kapal ini dapat berlangsung selama beberapa generasi!
Para ilmuwan yakin bahwa harta karun peninggalan dari kapal karam di perairan Bangka Belitung ini adalah salah satu peninggalan yang paling banyak dan sangat ternilai di dunia.
Begitu banyaknya barang bawaan dari kapal yang ditemukan di perairan Bangka dan Belitung ini, sehingga untuk menyelidiki dan mendokumentasikan segala barang tesebut saja akan membutuhkan waktu ratusan tahun atau beberapa generasi ke depan!
Dan satu lagi yang perlu diingat, bahwa temuan ini baru hanya SATU buah kapal dari sekian ratus yang telah karam di perairan seantero Indonesia sejak ribuan atau ratusan tahun silam. (sm/ar/inl2/rpk/Natgeo/icc.wp.com)