Benda purbakala berbentuk sarkofagus
(peti mayat dari batu) yang berusia 2500 tahun ditemukan di Desa
Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali, oleh seorang petani. Ini
kali kedua ditemukan benda serupa dalam kurun waktu tiga minggu.
Penemuan ini bermula dari seorang buruh
bangunan bernama Muksin Riadi, 42 tahun, asal Lombok Timur, NTT yang
tengah menggali tanah untuk pembuatan batu bata.
Pada saat bekerja, beberapa kali cangkulnya membentur benda keras seperti batu.
Lantaran mencurigakan, maka kasus ini pun lalu dilaporkan ke Kepolisian Sektor Administratif (Polsektif) Blahbatuh.
Arkeolog Universitas Udayana, Wayan
Ardika menjelaskan dengan ditemukan benda-benda tersebut membuktikan
bahwa Bali ini dulu pernah menjadi pemukiman dan pemakaman bagi manusia
purbakala.
“Lokasinya menyebar dan temuan sarkofagus yang sudah ditemukan sekitar 200 sarkofagus,” terang Ardika.
Satu peninggalan purbakala berupa Sarkofagus ke 12 di Gianyar itu masih utuh.
Satu buah dari peninggalan purbakala
berupa Sarkofagus yang ada di Subak Agung, Banjar Delod Abang, Desa
Keramas, Blahbatuh, Gianyar ini sekitar 2.500 tahun lalu sampai abad I
Masehi ditemukan dalam keadaan utuh.
Saat ini, tim dari Balai Arkeologi Bali tengah melakukan penggalian terhadap sarkofagus yang sebagian masih tertanam di tanah.
Tak hanya kuburan kuno saja, petugas juga menemukan tulang belulang hewan yang hidup dalam masa itu masuk dalam kategori bofidai seperti sapi, kerbau, dan kuda yang berjarak tujuh meter dari temuan sarkofagus.
Sejak tahun 1978 sampai saat ini, di Desa
Keramas telah ditemukan 12 sarkofagus yang rata-rata semuanya dalam
kondisi tak utuh lagi.
“Baru kali ini kita duga ini masih utuh,”
terang Kepala Balai Arkeologi Bali, Wayan Suantika saat ditemui di
lokasi, Selasa, 3 Februari 2009.
Disinggung untuk mensterilkan lokasi ini
guna penelitian lebih lanjut, Suantika mengaku tak mungkin itu dilakukan
karena itu sama saja dengan melarang masyarakat untuk melakukan
aktivitas di lokasi ini.
“Ini membutuhkan dana yang besar dan kita
nggak mungkin lakukan itu karena harus melakukan penelitian lebih
lanjut, apalagi di tanah yang seluas ini,” ungkap dia.
Sarkofagus ini terbuat dari logam, dimana
masa perundagian saat itu masyarakatnya sudah mengenal gotong royong.
Bahan-bahan yang dipakai menggunakan besi, perunggu dengan sedikit
campuran emas.
Sebelumnya juga pernah ditemukan berbagai
peralatan seperti kapak, dan beberapa benda lainnya berukuran kecil
yang terbuat dari logam. Dari terlalu dalam, sehingga proses penggalian
akan dilanjutkan besok.
Kerangka Manusia Megalitikum Dalam Sakofagus Ditemukan
Kerangka itu ditemukan saat tim peneliti
dari Balai Arkeologi Denpasar tengah melakukan penggalian Minggu 29
Agustus 2010 di samping sebuah sarkofagus berkepala patung manusia yang
sebelumnya ditemukan lebih dulu pada 25 Agustus 2010 lalu.
Diduga kerangka itu adalah seorang seorang abdi yang selama hidupnya setia kepada tuannya.
“Kerangkanya masih lengkap dengan bekal kuburnya, berupa batung beliung dan guci kuno.”
“Dari hasil penelitian kami, diduga dia
abdi tuannya yang setia dan dikubur di samping sarkofagus tuannya,”
jelas Ayu Kusumawati, Koordinator Balai Arkeologi Denpasar saat
dikonfirmasi, Minggu, 29 Agustus 2010 lalu.
Perlu dicatat, berarti sejak tahun 1978,
temuan sarkofagus di Gianyar sudah bertambah lagi mencapai 37 buah,
ditambah dua sarkofagus terbaru di kawasan galian bata merah, Desa
Keramas, Blahbatu, Gianyar, Bali ini.
Sarkofagus lainnya yang ditemukan berada
di sekitar tiga meter dari lokasi pertama, juga dipastikan berasal dari
satu komunitas, namun ukuran dan bentuknya berbeda sesuai status
sosialnya.
“Dipastikan dulu ini menjadi daerah padat pemukiman, karena juga banyak ditemukan pecahan periuk dan alat-alat sembahyang.”
“Menurut literatur, daerah ini adalah kawasan pemukiman padat di awal peradaban Bali,” ungkap Ayu. (Peni Widarti/vivanews/antara/icc.wp.com)