Gempa bumi tersebut berkekuatan 6,2 pada skala Richter dan menewaskan 2.998 orang dan mencederai ribuan korban lainnya.
Diberitakan bahwa gempa bumi tersebut adalah akibat bom sangat besar seperti bom hidrogen atau nuklir. Benarkah demikian?
Dari semua konspirasi itu, tentu kita
harus menerima dengan ikhlas dan tabah jika memang ini sudah ditakdirkan
olehNya. Namun bagaimana jika ternyata gempa tersebut disebabkan oleh
ketidak sengajaan atau malah suatu kesengajaan?
Sebenarnya,
berita mengenai percobaan nuklir ini yang akhirnya menyebabkan
terjadinya gempa Jogya tersebut sudah menyebar di dinternet secara
dia-diam.
Namun semua media tampaknya takut menggubrisnya, atau mungkin juga dianggap terlalu mengada-ngada.
Tapi apakah mengada-ngada jika orang
sekelas Presiden Venezuela mengakui bahwa gempa di Haiti juga disebabkan
oleh percobaan bom hidrogen atau nuklir oleh negara super kuat?
Mari kita simak kesaksian nelayan
Australia yang tak mau disebutkan namanya ini dan kebetulan sedang
berlayar dan berada dilautan wilayah selatan pulau Jawa, tepatnya
setelah subuh pada pagi hari tanggal 27 Mei 2006 itu, di pagi hari itu
jugalah terjadinya tsunami di Pantai selatan.
Setelah dua tahun bungkam akhirnya
nelayan Australia itu mengungkapkan rasa bersalahnya yang tak kunjung
hilang dan menghantuinnya dari hari ke hari.
Diceritakan, pagi itu cuaca cukup cerah
ketika nelayan tersebut mendengar suara diatas langit hingga akhirnya
menyaksikan sebuah pesawat melintas. Pesawat berbentuk aneh berwarna
gelap tersebut menghiasi pagi itu, tapi sang nelayan tidak begitu
memperdulikannya.
Namun tak lama kemudian, terlihat
semburan api besar melambung ke angkasa menyerupai bom atom, namun ini
terjadi di tengah laut dan seketika itu si nelayan kaget terperanjat.
“Oh my God, I was very startled, his light like that dazzled”, ujarnya. (Ya Tuhan, saya sangat terkejut, cahayanya menyilaukan”)
Akhirnya sang nelayan berhasil diwawancarai oleh media, berikut ini sedikit kutipan dari hasil wawancara via telepon:
“Oh My God, I don’t believe it, I
only fell silent said nothing saw this incident and unintentionally
immortalised this incident, but sorry from me because just now I
revealed the very frightening mystery”, tambahnya.
(Ya Tuhan, saya tidak percaya, saya
hanya terdiam dan diam saja melihat kejadian ini dan tidak sengaja
mengabadikan kejadian ini, tapi maaf dari saya karena sekarang saya
hanya mengungkapkan misteri yang sangat menakutkan”.)
Berikut foto hasil jepretan yang sempat diabadikan oleh nelayan tersebut:
Pada saat yang sama, di pantai selatan
pulau Jawa tepatnya di daerah Jogjakarta, seorang video amatir sekaligus
turis lokal yang sedang berada di pantai Parang Tritis sempat merekam
detik-detik awal sebelum terjadi gempa Jogjakarta 2006 tersebut.
Tampak dalam video, gelombang laut sempat
naik ke daratan pantai saat detik-detik terakhir sebelum gempa
Jogjakarta tahun 2006 terjadi. Hal itu membuat para turis lokal yang
sedang menikmati matahari terbit di pagi hari dan sedang berada di tepi
pantai Parang Tritis itu, panik berlarian ke arah daratan pantai yang
lebih tinggi.
Tak berapa lama setelah terjadinya air
laut yang sempat naik ke daratan tersebut, terjadilah gempa bumi pada
pukul 05.55 WIB yang berkekuatan 6,2 pada skala Richter selama 57 detik
di provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta yang menewaskan 2.998 orang dan
mencederai ribuan korban lainnya.
Lanjutan pada video amatir itu, sang
perekam kamera berlari panik sambil tetap merekam kearah pantai selatan
pulau Jawa. Dan disaat itu pula terlihat gumpalan awan oranye merekah
diatas langit jauh di tengah laut, diantara awan-awan lainnya yang
terlihat berwarna alami, abu-abu putih.
Berikut beberapa gambar dari video amatir
itu disaat warga dan wisatawan berhamburan dan berlarian panik disaat
gempa sedng berlangsung. Pad waktu yang nyaris sama terlihat gumpalan
awan bom yang berjarak ribuan kilometer dan terlihat berwarna oranye
kemerahan ditengah laut . (Klik untuk memperbesar gambar)
Sedangkan berikut ini adalah bukti video
amatir TANPA REKAYASA, tampak gumpalan awan oranye terlihat jauh
ditengah laut, diantara awan-awan lainnya yang terlihat sebagai awan
normal:
Detik-detik awal Gempa Yogyakarta 2006 di Parang Tritis, terlihat gumpalan awan merah oranye ditengah samudra
Dan sudah diketahui pula, bahwa tidak
selalu bom seperti itu adalah bom nuklir. Tapi bom besar tersebut juga
dapat dipicu akibat dari bom hidrogen bahkan bom napalm ukuran besar.
Oleh karenanya tak semua bom besar
seperti nuklir akan mengeluarkan radiasi yang membahayakan, apalagi jika
bom tersebut berjarak ribuan kilometer.
Mungkinkah gempa Jogjakarta pada tahun
2006 adalah suatu ketidaksengajaan akibat dari percobaan bom ditengah
laut? Atau, mungkinkah memang hasil rekayasa? The truth still out there… (kaskus/kompasiana/berbagai sumber web dan forum/icc.wp.com)
Chrisye, Gempa Bumi Bantul Yogyakarta 2006
*****