Bentuk Lampu Minyak (Sumber: Wikipedia) |
Sebelum membahas misteri ini, ada baiknya kita mengetahui tentang lampu minyak. Lampu minyak adalah lampu yang berfungsi mirip lilin tapi menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya. Minyaknya serta sumbunya pun beragam bahannya. Untuk minyak ada yang menggunakan minyak zaitun,minyak ikan, dan sebagainya. Bagian-bagian lampu minyak ini ada lubang untuk mengisi bahan bakar, lubang tempat api keluar, serta pegangan. Cara kerjanya sumbu akan dimasukkan ke dalam lampu, ujungnya diletakkan di tempat keluarnya api, ujung satu lagi di tempat minyak berada. Api dinyalakan dan akan menyerap minyak sebagai bahan bakarnya untuk membuat api terus menyala selama beberapa waktu.
Bagian-bagian Lampu Minyak (Sumber: Ehow.com) |
Misteri Lampu Abadi, Penemuan-Penemuan
Kenapa ditemukan di makam-makam? Itu karena dulu orang beranggapan, orang yang meninggal akan membutuhkan cahaya untuk membimbingnya di alam kematian. Jadi diletakkanlah cahaya di tempat seperti itu.
Berikut "Cerita" tentang penemuan lampu ini:
Plutarch, seorang sejarawan Roma, pernah menulis tentang sebuah lampu di pintu kuil Jupiter Ammon, menurut pendeta disana, lampu tersebut tetap menyala selama berabad-abad tanpa bahan bakar dan tidak bisa dipadamkan angin bahkan air.
St. Augustine, seorang filsuf latin (354-430) mendeskripsikan sebuah kuil di mesir dengan lampu yang tidak bisa dipadamkan angin dan air. Dia meyatakan benda ini sebagai buatan iblis.
Pada tahun 527, di Edessa (atau Antioch), Syria, saat pemerintahan kaisar Justinian, tentara menemukan lampu abadi di lengkungan di pintu gerbang. Lampu itu tertutup terlindungi dari udara. Berdasarkan inskripsi yang tertera disana, lampu itu dinyalakan tahun 27. Berarti lampu tersebut telah menyala selama 500 tahun, sebelum akhirnya dihancurkan oleh tentara yang menemukannya
Pada tahun 1401, dekat Roma sebuah lampu ditemukan di makam Pallas, anak dari Raja Troya, Evander. Yang telah menyala selama lebih dari 2000 tahun, tidak bisa dimatikan dengan cara biasa seperti dengan air dan angin. Cara mematikannya hanya dengan mengisap/menghabiskan seluruh cairan aneh yang terdapat di tempat lampu.
Tapi, Pallas juga Evander hanya ada dalam epos Aeneid, dan diragukan makamnya ada di dunia nyata.
Sekitar tahun 1540, pada masa kepausan Paul III, sebuah lampu ditemukan di dekat Jalan Appian di Roma. Makam tersebut diyakini milik Tulliola, anak dari Cicero, seorang orator Roma. Dia meninggal pada tahun 44 Sebelum Masehi. Versi untuk kasus ini bervariasi, ada yang mengatakan ditemukan tahun 1480 dan Tulliola meninggal 45 S.M. Lampu yang ditemukan ini mati dan tidak bisa dinyalakan kembali karena dibukanya pintu makam, dikarenakan "Bertemu" dengan udara.
Pada tahun 1534, saat masa Raja Henry VIII melakukan pemisahan Gereja Inggris dengan Gereja Katolik Roma dan kejadian Pembubaran Biara, banyak makam yang dijarah. di Yorkshire, sebuah lampu yang menyala ditemukan di makam Constantious Chlorus, ayah dari Konstantinus Agung. Beliau meninggal pada tahun 300, yang berarti lampu itu terus menyala selama lebih dari 1200 tahun.
Di Perancis, dekat Grenoble, pada pertengahan abad ke-17, seorang tentara Swiss muda, Du Praz tak sengaja menemukan pintu masuk makam kuno. Dia menemukan lampu yang menyala dan membawanya ke Biara. Para pendeta pun kaget melihat penemuan itu dan lampu tersebut disimpan di biara, beberapa bulan kemudian seorang pendeta menjatuhkannya dan hancurlah lampu itu. Saat dia tua, Du Praz menceritakan ini pada Johann Helfrich Jungken, yang lalu mempublikasikan lewat risalahnya "Curious Experimental Chemistry" Pada 1681
Baptista Porta atau Giovanni Della Porta, dalam risalahnya "Natural Magic", tahun 1550, di Pulau Nesis, teluk Naples, sebuah makam ditemukan dengan lampu menyala terang didalamnya, lampu itu ada di dalam tabung kaca. Namun beberapa saat masuknya udara ke makam, lampu tersebut jadi memucat dan mati dengan cepat. Makam itu dikatakan sudah ada sebelum era Kristus dimulai.
Ludovicus Vives, pada suratnya pada St. Augustine di tahun 1610,
menulis tentang ditemukannya lampu di zaman ayahnya, pada 1580 sesudah
masehi. Berdasarkan Inskripsi, lampu itu telah menyala selama 1500 tahun
tapi hancur berkeping-keping ketika disentuh. Ludovicus tidak sepandang
dengan St. Augustine, dia berpikir lampu tersebut adalah hasil penemuan
seseorang yang ahli dan bijak, bukan buatan iblis.
Sebuah penemuan lagi terjadi pada sekitar tahun 1500 di dekat Ateste,
kota kecil di Padua, Italia oleh seorang dari pedesaan yang sedang
menggali di lapangannya, menemukan kotak besar, berpikir menemukan harta
karun, dibukalah secara paksa oleh orang itu. Didalamnya ditemukan guci
tanah liat, bersama dengan 2 guci kecil, yang satu dari emas dan satu
lagi dari perak. Di guci kecil ini ada cairan aneh. Di guci tanah liat,
didalamnya ada guci tanah liat kecil yang didalamnnya terdapat lampu
yang menyala. Di guci tanah liat luar, terdapat inkripsi dalam bahasa
latin yang sekiranya memiliki arti:
"Pelayanan ini dipersembahkan untuk Pluto. Pencuri, jangan menyentuhnya.Tempat ini tidak diketahui karena ada didalam bumi. Maximus Olybius mempersembahkan ini dengan tepat. Benda ini disini sebagai pelindung dirinya dan kekayaanya. Cairan ini tidak bernilai selama istirahatnya"
Dalam Guci kecil berisi inskripsi:
"Pergilah dari sini, pergilah pencuri. Kau, yang berwajah dan berpakaian seperti mata-mata. Pergilah secepat merkurius, dengan topi dan caduceusnya. Tinggalkan persembahan hebat Maximus Olybius untuk Pluto"
"Pelayanan ini dipersembahkan untuk Pluto. Pencuri, jangan menyentuhnya.Tempat ini tidak diketahui karena ada didalam bumi. Maximus Olybius mempersembahkan ini dengan tepat. Benda ini disini sebagai pelindung dirinya dan kekayaanya. Cairan ini tidak bernilai selama istirahatnya"
Dalam Guci kecil berisi inskripsi:
"Pergilah dari sini, pergilah pencuri. Kau, yang berwajah dan berpakaian seperti mata-mata. Pergilah secepat merkurius, dengan topi dan caduceusnya. Tinggalkan persembahan hebat Maximus Olybius untuk Pluto"
Berdasarkan manifesto Fama Fraternatis, makam Christian
Rosenkreuz, pendiri Persaudaraan Rosicrucian, dibuka 120 setelah
kematiannya oleh orang desa. Didalamnya ditemukan lampu yang menyala
terang, tapi saat orang itu semakin masuk dan tanpa sengaja menginjak
sesuatu (mungkin pemicu) di lantai, Automaton didalam makam itu bergerak
mekanis dan menghancurkan lampu tersebut dengan tongkat. Maka lampu itu
tetap menjadi rahasia.
Dikatakan ada 2 lampu yang disimpan di Universitas Leyden. Tapi tidak ada info lebih lanjut mengenai benda ini disana.
Dikatakan ada 2 lampu yang disimpan di Universitas Leyden. Tapi tidak ada info lebih lanjut mengenai benda ini disana.
Selain itu lampu ini ditemukan juga di makam tersegel dekat Memphis dan Kuil Brahmin di India, tapi ketika udara masuk, api mati dan membuat bahan bakar menguap. Ada yang mengatakan juga lampu abadi ditemukan di berbagai penjuru dunia.
(Lampu "Abadi" dari Jepang menggunakan sistem pompa udara) |
Pada masa-masa ini, pengaruh abad pertengahan masih sangat besar dan masa sulit untu belajar dan meneliti, jadi banyak sekali orang yang menganggap suatu hal yang aneh dan misterius sebagai hasil kerja buatan Iblis.
Fransisco Torreblanco mempublikasikan buku teksnya pada tahun 1623, dimana dia bertanya "Apakah benda ini hasil kerja setan?", biarpun pada akhirnya dia berpendapat benda ini sebagai keajaiban alam. Dapat dibuat dengan bahan yang tepat dan penemu yang terampil.
Setelah Torreblanco dan beberapa ahli lain memikirkan masalah ini, menjadi sedikit ahli yang percaya akan benda ini dibuat oleh iblis. Biarpun beberapa ada yang skeptis, seperti Johannes Faber, Sir Kenelm Digby, Pierre Petit dan beberapa orang lainnya, yang berkesimpulan lampu seperti ini tidak ada. Ada juga yang berargumen orang yang menemukan lampu ini salah lihat, mereka sebenarnya melihat kilatan besi atau permata didalam makan yang gelap, dan salah mengidentifikasikannya sebagai api yang menyala.
Matematikawan Perancis Marin Mersenne (1588-1648), tidak hanya percaya akan lampu abadi ini, bahkan dia membuat resepnya. Sayangnya resepnya hilang, kemungkinan resep Mersenne mirip dengan resep dari Benedetto Mazzota (1653) yang membuat sumbu dari asbes dan minyak yang terbuat dari kotoran manusia.
Beberapa percaya lampu tersebut menggunakan sumbu dari Asbes, atau yang biasa disebut para Alkemis Salamander's Wool. Minyaknya juga menggunakan Produk Alkimia.
Athanasius Kircher, seorang Sarjana Yesuit berusaha mengekstraksi minyak dari asbes karena percaya benda itu tahan api dan mampu membuat lampu. Tapi setelah dua tahun percobaan tanpa hasil, dia mengatakan hal ini mustahil.
Pada tahun 1669, Alkemis Jerman Hennig Brand dari Hamburg menemukan zat berupa besi lunak yang dapat menyala dalam gelap. Zat ini yang kita sebut sebagai Fosfor.
Tahun 1674, Eksperimenter dan Naturalis Inggris, Robert Plot, melakukan studi tentang lampu ini. Awalnya dia mensurvei literatur abad 16 ke belakang dan menemukan cukup testimoni para saksi mata akan keberadaan lampu tersebut. Dari situ Plot berpikir, apa yang membuat sumbu itu tahan lama? Dulu dikatakan menggunakan asbes, tapi menurutnya besi biasa sudah cukup. Dia melakukan percobaan dengan kawat besi, yang gagal menahan api. Berikutnya dia menemukan penggunaan kawat emas yang tahan api dan tahan korosi.
Berikutnya bahan bakarnya, dia bertanya bahan apa yang digunakan? Tidak ada minyak, semurni apapun yang terbakar sekian lamanya untuk menyalakan api seribu tahunan. Dia mengira solusinya adalah sumber minyak besar di sekitar lampu. Jika makam dibuat disekitar sumber minyak, maka minyak akan cukup untuk ribuan tahun. Beberapa ahli juga berasumsi demikian.
Pertanyaan lain terpikir oleh Plot, bagaimana api bisa menyala dalam ruangan tertutup? biarpun oksigen belum di "temukan" pada masa itu, orang-orang sudah yakin pembakaran membutuhkan udara. Plot memutuskan, cahaya akan menyala hanya bila pintu dibuka. Bagaimana caranya? Kawat emas berimpregnasi dengan fosfor yang cukup untuk menyalakan lampu. Fosfor terkadang akan terbakar jika bertemu udara, terutama jika udara itu lembab. Ketika pintu makam dibuka, udara akan masuk dan menyalakan api, inilah teori Plot.
Tapi plot belum memecahkan misteri ini, tidak ada bukti lampu tersebut menggunakan fosfor, bahkan orang dulu pun belum mengenal fosfor, lagipula yang menjadi bahan bakar adalah cairan misterius dalam jumlah normal. Tidak ada sambungan pada sumber minyak atau gas yang pernah dilaporkan.
Resep Lampu Abadi ?
Ada resep lampu abadi dari Willy Schrodter, seorang peneliti Rosicrucian, inilah resepnya:
"Dibutuhkan bahan 1 1/2 Ounce Belerang dan 1 Ounce Alum Bakar. (1 Ounce = 28 gram)
dan menempatkan mereka dalam panci sublimasi setelah pencampuran menyeluruh. Tempatkan mulut panci mirip dengan mulut dengan ini dan segel ikatan ini dengan baik dengan semen tembikar. Panci dengan bagian dalam campuran diatur pada api batubara sehingga menjadi merah panas selama sekitar satu jam, dan massa tetap sublimasi diambil untuk dihancurkan oleh mortir. Setengah boraks murni ditambahkan pada bubuk yang dihasilkan mortir dan kemudian dikurangi menjadi bubuk serupa dalam mortir. Bubuk ini ditempatkan dalam baskom kaca atau porselen dangkal dan ditutupi dengan etil Alkohol (High Rectified Spirit of Wine). Cekungan ini sekarang ditempatkan pada abu panas, yang ada di atas api batu bara di sebuah periuk kecil, dan alkohol dibiarkan menguap perlahan. Ketika benda ini agak menebal seperti minyak, sedikit bagiannya akan dibuang dan diletakkan pada selembar tembaga panas. Sekarang jika benda ini menjadi seperti lilin dan tanpa asap, maka sudah siap, tetapi, jika masih berasap,alkohol harus dituangkan lagi ke dalam baskom dan menguap seperti sebelumnya, dan proses ini harus diulang sampai sampel tidak lagi memancarkan asap saat diuji . Produk ini kemudian siap.
Sumbu sekarang akan dibuat, sekitar 2 inci panjangnya dan setebal bulu ayam besar. Bahan yang digunakan adalah asbes atau putih berserat gipsum (steatit) diikat dengan benang sutra. Benda yang sudah siap kemudian ditempatkan dalam gelas yang kuat, sumbu dimasukkan dan bahan yang tadi disimpan selama 24 jam di pasir panas. Sumbu ditarik ke atas lubang hingga hanya sedikit bagian sumbu terlihat dan tuang massa belerang panas, dan kaca ditempatkan di pasir panas sampai massa belerang mencair dan berkumpul di sekitar sumbu. Akhirnya, lampu yang telah disiapkan dengan cara ini akan menyala dengan cahaya dan ditempatkan di tempat di mana tidak akan terganggu. Kemudian akan terus membakar tanpa pernah mati."
Sebenarnya ada satu resep lagi dari H.P. Blavatsky dalam bukunya Isis Unveiled. Tapi karena resepnya sama dan lebih jelas buatan Willy, saya memilih Willy, jika ingin melihat silakan kunjungi web Sacred Text.
Api Abadi Modern
(Api Abadi "Tomb of Unknown Soldier") |
Penjelasan Yang Memungkinkan
Bishop John Wilkins, salah satu penemu Royal Society, mengatakan, Lampu terlihat saat pintu dibuka, dimungkinkan karena Fosforesens, yang merupakan produk alami dari pembusukan hewan dan tumbuhan. Cahaya kecil yang ditimbulkan cukup terang karena keadaan sekitar yang begitu gelap. Karena cahaya itulah, muncul kesan kalau cahaya itu berasal dari api. Tapi dia tidak mengatakan, selain karena bahan bakar, ada kemungkinan suplai udara masuk untuk melakukan pembakaran.Dengan adanya fosforesens, orang mengira "seni" membuat lampu telah ditemukan, tapi nyatanya kemampuan fosforesensi akan hilang setelah beberapa lama dalam kegelapan, dan perlu di ekpos lagi pada cahaya untuk mengaktifkan kembali pencahayaanya.
Jika dilihat dari cerita yang ada, sudah cukup aneh untuk keberadaan benda ini, dari Makam Pallas yang seharusnya tidak ada (Makam Pallas yang ada hanyalah Pallas seorang budak yang dibebaskan, bukan anak dari seorang raja troya). Semua nasib lampu sama, yaitu hancur atau mati. Tapi dari cerita, jenis lampu yang ada cukup bervariasi, dari ada yang tidak bisa mati oleh angin bahkan air, dan hanya bisa dimatikan dengan menghabiskan cairan bahan bakarnya, ada juga yang mati ketika bertemu udara. Kedua jenis ini bisa dibilang mustahil, api biasanya mati dikenai air atau angin. Dan jenis yang kedua, Api justru menyala bila bertemu udara, bukannya mati. Bahkan Api butuh udara untuk proses pembakaran, sedangkan dalam makam tersegel, udara yang ada akan habis untuk awal pembakaran lampu. Apakah benar seperti ini bendanya?
Beberapa pertanyaan lain muncul, mengapa tidak ditemukan lampu lagi? Apakah semua sudah terjarah habis? Harusnya jika lampu ini tersebar luas, masih akan ditemukan bahkan saat renaisans, apakah yang terjadi? Dari apakah benda tersebut dibuat? Adakah rahasia tak terlihat dari lampu itu?
Kita ketahui diatas ada beberapa deskripsi akan benda ini, yaitu Sumbu berasal dari Asbes (Zaman itu mayoritas mempercayai ini), Minyak belum jelas asalnya kemungkinan produk alkimia atau menggunakan minyak zaitun atau minyak biasa seperti lampu normal. Sebagian lampu tahan air dan angin, sebagian mati jika bertemu udara. Sebagian lagi ada yang ditutup rapat dalam tabung kaca.
Beberapa penjelasan yang memungkinkan:
- Lampu Abadi hanyalah kesalahan lihat saksi mata yang melihat kilatan cahaya batuan permata (Saksi mata melihat sekilas). Tapi ini tidak dapat menjelaskan api Maximus Olybius juga beberapa lampu lain seperti lampu Du Praz yang terlihat jelas sebagai lampu, juga lampu di Edessa/Antioch dan lampu-lampu lain yang terlihat langsung dan tidak sekilas.
- Lampu abadi yang dilihat adalah kejadian Fosforesensi, sama seperti penjelasan diatas, fosforesensi tidak dapat menjelaskan beberapa kasus. Ditambah lagi sifat fosforesensi yang jarang, dan juga orang zaman itu belum mengenal Fosfor.
- Ada lubang untuk suplai udara dan saluran suplai bahan bakar, ini adalah bukti yang paling mungkin menurut saya, karena lubang ini mudah dibuat secara tersembunyi pada makam, dapat dibuat di sudut yang jarang terlihat, membuat kesan ruang tertutup padahal berongga. Tapi hal ini meyangkal lampu yang mati jika kena udara. Untuk saluran suplai, beberapa ahli seperti Kircher dan lainnya mendukung teori ini, karena salurannya bisa disembunyikan dari penglihatan saksi mata. Tapi menyangkal lampu Du Praz dan Maximus Olybius yang portable.
Dari sumber pun, tipe lampu yang berlawanan akan menyulitkan dan membuat skeptisme. Karena jika kedua tipe ini benar-benar ada, itu berarti bahan yang digunakan berbeda. Atau jika semua tipe lampu sama, ada sumber cerita yang hoax. Entah dari bahan yang berbeda atau kesalahan sumber. Tapi semua cerita ini telah diterima dan masuk dalam berbagai buku serta sumber bahkan masuk koran. Keberadaan lampu ini telah diterima sebagian besar dan hampir lepas dari skeptisme, biarpun isi lampu itu sendiri meragukan.
(Koran Pittsburg, Post-Gazette, Rabu 11 Februari 1903) |
Untuk Resep, belum diketahui kebenarannya karena belum ada laporan orang yang berhasil membuatnya. Mungkin kalian bisa mencobanya.
Sayangnya, semua lampu ini hancur, karena dianggap sebagai hasil buatan iblis. Jadi tidak bisa diteliti bahan-bahannya karena benda aslinya pun tidak ada. Sampai sekarang misteri ini masih diperdebatkan dan belum menemukan titik terang.